Selasa, 07 Desember 2010

MERENCANAKAN KARIER SISWA

MERENCANAKAN KARIER SISWA
DATA statistik menyatakan 41,2% dari total jumlah penganguran di indonesia adalah pelajar. Adapao dengan pelajar indonesia ? Apakah dunia pendidikan yang tidak mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ? apakah selama di bangku sekekolah mereka tidak belajar ?
Bersekolah atau menjalani study adalah jembatan emas yang akan mengantarkan pelajr ke dunia profesi dan masa depan yang cerah.
Setelah menyelesaikan study, pelajar pasti memasuki dunia profesi dan pekerjaan yang sangat kontitif dan berbeda dengan dunia pendidikan. Dunia sekolah begitu indah dengan membawa romantika yang berbunga-bunga bagi setiap anak. Sementara dunia pekerja penuh dengan persaingandan seni untuk mengembangkan profesi.
Berdasarkan hasil penilitian para ahli, pelajar tidak memiliki rencana karir yag jelas. Kemana mereka akan pergi ketika setelah study ? pekerjaan, profesi apa yag akan mereka digeluti setelah tamat ? tidak di pikirkan scara matang di bangku sekolah.
Dengan demikian, peran orang tua dan guru di sekolah hendaknya menjadi pasilator bagi mereka agar mereka berkembang secara optimal sesuai denagn potensi, bakat, minat, dan prestasi yang dimiliki mereka. Terlebih bagi guru yang mempunyai peran untuk mengantarkan mereka ke masa depan yang tangtangannya jauh berbeda dengan keadaan sekarang.
Di negara maju, para orang tua sudah membiasakan anaknya merencanakan masa depan ketika kecil. Keluarga sebagai tempat pertama dan utama mempelajari kehidupan telah terbiasa apa yang disebut “perencanaan” (Planning).
Anak-anak di negara maju telah belajar dari orang tua mereka tentang pentingnya dan keterampilan merencanakan masa depan. Perancanaan yang disusunnya, maka hari-hari yang di lalui sang anak merupakan upaya dan ikhtiar mewujudkan tujuan dan rencana yang telah di buatnya.
Berbeda dengan anak-anak di negara berkembang seperti indonesia. Anak-anak belum terbiasa dan tidak aktip dan trampil membuat rencana. Hari-harinya diisi dengan aktipitas atau kegiatan yang tidak terarah. Biasanya asal ikut aja. Ada juga yang mengahbiskan waktu dengan kegiatan bermain tanpa tujuan. Bahkan banyak yang mengisi waktu dengan kegiatan hura-hura serta membahayakanmasa depan mereka, seperti tawuran, nongkrong di jalan/ gang, atau menjadi anggota geng motor.
Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bingingan karier yang berkelanjutan.
Ada beberapa materi bingbingan karier Ada beberapa materi bingbingan yang dapat diberikan, yaitu menjelaskan manfaat mencontohkan orang-orang yang berhasil, melatih siswa menggambarkan kehidupan yang akan datang, membingbing diskusi pekerjaan wanita dan pria, menjelaskan jenis-jenis keterampilan dengan dikaitan dalam pekerjaan yang tertentu, melatih siswa membayangkan hal yang akan dilakukan pada 25 tahun kelak, membingbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya, melatih siswa dalam merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa dewasa atau pun remaja, membingbing siswa berdidskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan, melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan, dan kan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.
Selain itu, dalam pemberiaan bingbingan perlu pula penyesuaiaan dengan karakteristik dan usia anak. Sebab menurut para ahli pada usia remaja ada empat tahappan yang dimiliki sang anak.
1. Sub tahap minat (interest) usia anak sekitar 11-12 tahun, pada masa ini anak cenderung melakukna pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya sesuai dengan minat atau kesukaan mereka;
2. Sub tahap kapasitas (vapicity) (13-14 Tahun) anak mulai melakukan pekerjaan atau kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, disamping minat dan kesukaannya;
3. Sub tahap nilai (values) (15-16 Tahun) anak suadah membedakan mana kegiatan/ pekerjaan dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; dan
4. Sub tahap transisi (transition) (17-18 tahun ) anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Mudah-mudahan upaya pemberian bingbingan karier yang sesuai dengan karakteristik siswa dapat memberikan panduan untuk meniti karier yang lebih jelas dan dan mempunyai panduandalam menyonsong masa depan.








UUS FIRDAUS S.Pd
Guru SMP Negri 1 Paseh Kabupaten Bandung
“Tribun Jabar” Jum’at 22 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar